Proses Keputusan Investasi
Disusun Oleh :
\ Ayu Nur Santi
NPM : (13-08-0-0044)
INSTITUT AGAMA ISLAM
TRIBAKTI (IAIT)
FAKULTAS SYARIAH
PRODI MENEJEMEN
PERBANKKAN SYARIAH (MPS)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki
dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa-masa yang akan datang.
Risiko ada dimana mana , bisa datang kapan saja, dan sulit
dihindari. Jika risiko itu menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut
bisa mengalami kerugaian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko
tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya
pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk
meminimalkan ketidakpastian (risiko), agar kerugian yang ditimbulkan
dapat dihilangkan atau paling tidak diminimalkan.
Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut manajemen risiko.
Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut manajemen risiko.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan diuraikan mengenai bagaimana
proses keputusan investasi dan manajemen resiko, agar lebih memahami bagaimana
proses dan kejadiannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
proses keputusan investasi ?
2.
Apa
pengertian resiko ?
3.
Bagaimana
proses managemen resiko ?
C.
Tujuan penulisan
1.
Untuk
mengetahui proses keputusan investasi
2.
Untuk
mengetahui pengertian resiko
3.
Untuk
mengetahui Bagaimana proses managemen resiko
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Keputusan Investasi
Proses investasi adalah
suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata /
surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan - keputusan
investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesimbungan (going process) keputusan yang
berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi terbaik. Tahap-tahap
keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:
1.
Penentuan
tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi
adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing
investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan
tersebut. Misalnya, lembaga dana pensiun yang bertujuan yang memperoleh dana
untuk membayar dana pensiun dana pensiun nasabahnya di masa depan mungkin akan
memi-lih akan memilih investasi portfolio reksa dana. Sedangkan bagi
institusipenyimpan dana seperti bank misalnya, mempunyai tujuan untuk
memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya investasi pada sekuritas yang
mudah diperdagangakan ataupun pada penyaluran kredit yang lebih beresiko tetapi
memberi harapan return tinggi.
2.
Penentuan
kebijakan investasi
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan
kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini
dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset asset allocation decision). Keputusan
ini me-nyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset
yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupun sekuritas luar negeri).
Investor juga harus mem-perhatikan berbagai batasan yang memperngaruhi
kebijakan investasi seperti beberapa dananya yang dimiliki dan porsi
pendistribusian dana tersebut serta beban pajak pada pelaporan yang harus
ditanggung.
3.
Pemilihan
strategi portfolio
Strategi portfolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portfolio yang bisa dipilih, yaitu strategi
portfolio aktif dan strategi portfolio pasif. Strategi portfolio aktif meliputi
kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara
aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik yang seiring dengan
kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi
yang tersedia akan diserap pasar dan direflesksikan pada harga saham.
4.
Pemilihan
aset
Dengan strategi aktif, investor berusaha mengindentifikasikan
saham-saham yang dia pertimbangkan akan bagus di masa mendatang dengan kata
lain, dia akan men-coba untuk mencari winners. Sebaliknya denggan
strategi pasif, investor dapat membeli reksa dana (muntual fund).
5.
Pengukuran
dan evaluasi kinerja portfolio
Tahap ini
merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investai. Meskipun demikian,
adalah salah kaprah jika kita langsung mengatakan bahwa ini adalah tahap
terakhir, karena sekali lagi, pro-ses keputusan investasi merupakan proses
keputusan yang berkesinambungan dan terus menerus. Artinya jika tahap
pengukuran dan evaluasi kinerja yang telah dilewati dan ternyata hasilnya
kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap
pertama demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling
optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja in meliputi pengukuran kinerja
portfolio dan membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portfolio
dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portfolio melalui proses
benchmarking.
Proses benchmarking
ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui
seberapa baik kinerja portfolio yang telah ditentukan diban-dingkan dengan
kinerja portfolio lainnya (portfolio pasar)
Pada dasarnya tujuan
orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih
khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan
investasi, antara lain :
a.
Untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan
datang.
b. Mengurangi resiko inflasi.
b. Mengurangi resiko inflasi.
Dengan melakukan
investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat
menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya
akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di
dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang
melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.
B.
Pengertian Resiko
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan
dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko
sebagai berikut :
1.
Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance
of loss berhubungan dengan suatu exposure
(keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance
dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi
tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan
antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss
100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
2.
Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah
possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara
nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara
kuantitatif.
3.
Risk is uncertainty
(Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat
subjective dan objective. Subjectiveuncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan
sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan
pada dua definisi risiko berikut.
Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu
kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari
yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau
tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya
ketidakpastian. Atau juga bisa disebut ketidakpastian tentang kejadian di masa
depan.
Sedangkan manajemen risiko adalah
upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk
mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan
Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen
risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan
perusahaan.
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :
1.
risiko
spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu
keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga
dapat memberikan kerugian.
Risiko
spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business
risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi
dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
2.
Risiko
murni.
Risiko
murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah
kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran.
Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan
keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud
tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara
menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya
kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan
istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan
utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung
ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung
sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
C.
Proses Managemen Resiko
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur
risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang
tersedia. Manajemen risiko bertujuan
untuk mengelola risiko tersebut sehinga kita dapat memperoleh hasil yang
optimal. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut
ini :
1.
Identifikasi
Risiko
Proses
ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas
usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam
manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah
mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang
dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
a.
Brainstorming
b.
Survei
c.
Wawancara
d.
Informasi
historis
e.
Kelompok
kerja, dll.
2.
Analisa
Risiko
Setelah melakukan identifikasi
risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat
potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas
terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event
sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko
memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas
suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah
penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat
memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko.
Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu
risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko
tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup
sulit untuk asset immateriil.
3.
Pengelolaan
risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
a.
Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak
melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk
melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
b. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga
risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya
suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu
risiko.
c. Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada
pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak(asuransi) maupun hedging.
d. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu
konstan. Risk deferral meliputi menunda aspeksuatu proyek hingga saat dimana
probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
e. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat
dihilangkan dengan cara mengurnagi maupunmentransfernya, namun beberapa risiko
harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
4.
Implementasi
Manajemen Risiko
Setelah memilih respon yang akan
digunakan untuk menangani risiko, maka saatnya untuk mengimplementasikan metode
yang telah direncanakan tersebut.
5.
Monitoring
Risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan
merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu
proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek,
pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam
rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Sangatlah penting untuk
selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran
risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu
risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan
secara efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses investasi adalah
suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata /
surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan - keputusan
investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor. Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesimbungan (going process) keputusan yang
berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi terbaik. Tahap-tahap
keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:
a.
Penentuan
tujuan investasi
b.
Penentuan
kebijakan investasi
c.
Pemilihan
strategi portfolio
d.
Pemilihan
aset
e.
Pengukuran
dan evaluasi kinerja portfolio
Manajemen risiko adalah upaya-upaya
dalam bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan
(meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi
masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada
peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.
Adapun proses managemen resiko
adalah :
1.
Identifikasi
Risiko
2.
Analisa
Risiko
3.
Pengelolaan
risiko
4.
Implementasi
Manajemen Risiko
5.
Monitoring
Risiko
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
https://manajemenrisikos.wordpress.com/2014/05/23/proses-manajemen-risiko/
Anonim,
https://ssaengi.wordpress.com/2014/05/14/proses-keputusan-investasi/
Halo selamat Siang,
BalasHapusPerkenalkan nama saya Lauren, manajer afiliasi untuk InstaForex Group.
Disini saya ingin menawarkan Anda untuk bergabung dalam program afiliasi yang memberikan Anda keuntungan komisi mulai dari 1.5 - 5.3 pip untuk Forex dan mencapai 20 - 26 pip untuk Gold.
Selain keuntungan tersebut kami juga dapat menawarkan fasilitas lainnya untuk memfasilitasi deposit dan penarikan dana untuk klien-klien Anda.
Saya menunggu kabar baik dari Anda segera.
Silakan menghubungi saya melalui detil yang terdapat di bawah.
Kami akan senang untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan Anda.
Terima kasih.
Hormat saya
Laurent
ID Skype: Lauren InstaFX
Facebook: Lawrence Instaforex
Phone/WA: +628119105674
Email : Lauren@mail4.instaforex.com
www.instaforex.com